Lupa

Kantor Aransia mempunyai halaman yang cukup luas, sehingga dapat menampung kendaraan para karyawan. Pak Kamal membawa mobil, sedangkan para karyawan membawa sepeda motor. Semuanya di parkir di halaman depan kantor Aransia.

Siang ini Pak Kamal bersiap hendak pergi keluar dengan mobilnya. Ia akan bertemu dengan Pak Samsul dari perusahaan penerbit. Mereka akan berdiskusi tentang usaha mereka membuat game online, bekerja sama dengan sebuah perusahaan game dari China. Mereka nanti akan membuat game baru berdasarkan cerita sebuah novel berbahasa Inggris berjudul “The Rise Of Dark Ah Ching” karangan Kucing Pemalu.

Pak Kamal memeriksa berkas yang akan dibawanya. Proposal berisi rumusan penting yang akan didiskusikan sudah ada di atas jok mobilnya. Kopian buku novel juga sudah ada. Tetapi buku agendanya tidak nampak.

Saat itulah Dedi tiba di pintu gerbang dengan sepeda motornya. Ia baru kembali dari tugas membeli barang di luar. Pak Kamal memanggil Dedi agar mendekatinya.

“Dedi, kamu kalau ke dalam, tolong bilang ke Fauziah, ambilkan buku agenda saya di lemari di ruangan saya. Bukunya yang ada gambar minyak angin di depannya.”

“Ya, Pak.”, jawab Dedi.

Dedi memarkir sepeda motornya lalu masuk ke dalam kantor. Ia langsung menuju ruangan Fauziah tetapi tidak menjumpai Fauziah di dalamnya. Dedi pun pergi ke ruang depan menemui Nia yang ruangannya bersebelahan.

“Nia.”, katanya sambil meletakkan tas yang dibawanya di dekat meja Nia. “Poji mana?”, sambungnya.

Para karyawan sering memanggil Fauziah dengan Poji.

“Nggak tau.”, kata Nia. “Di toilet kali.”

Dedi pun berjalan menuju toilet yang terletak di ujung belakang kantor. Sewaktu melewati Ruang Test, ia berpapasan dengan Heru yang baru keluar dari Ruang Test.

“Ded,”, kata Heru. “Komputer nomor 3 rusak. Gambarnya kedip-kedip.”

“Ha?”, sahut Dedi. “Kedip-kedip gimana?”

“Kayaknya monitornya bermasalah. Kadang-kadang dia seperti tiba-tiba mau mati, lalu normal lagi. Coba lu liat.”

Dedi masuk ke Ruang Test, sedangkan Heru kembali ke ruangannya.

Di Ruang Test, Dedi menghidupkan komputer yang tadi disebutkan Heru selama beberapa saat. Sebentar-sebentar monitornya berkedip, lalu normal kembali. Persis seperti yang telah disebutkan Heru tadi. Dedi pun melepaskan kabel monitor kemudian menggotongnya keluar menuju Ruang Teknisi untuk diperiksa lebih lanjut.

Di tengah jalan ia berpapasan dengan Fauziah yang baru kembali dari toilet. Dedi teringat dengan pesan Pak Kamal.

“Poji.”, kata Dedi. “Pak Kamal tadi minta diambilin minyak angin di ruangannya. Dia nunggu di luar.”

Fauziah bergerak menuju Ruang Pak Kamal mengikuti kata Dedi.

Di Ruang Teknisi, Dedi yang menggotong monitor disambut oleh Rizal.

Rizal berkata, “Loh, mana vgacard-nya? Lo kan tadi keluar beli vgacard, kan?”

Memang tadi Rizal menyuruh Dedi pergi keluar membeli vgacard, atau kartu grafis untuk komputer, di toko langganan mereka.

“Oh iya.”, kata Dedi. “Udah dibeli. Ada dalam tas. Tapi tadi ditaruh dimana, ya?”

Dedi lupa dimana tas yang tadi dibawanya.

Sementara itu di luar, Pak Kamal yang sudah menunggu lama di dalam mobilnya di halaman, ditemui Fauziah yang membawa sesuatu di tangannya.

“Pak, minyak anginnya nggak ketemu. Tapi saya ada nyimpan minyak angin di meja saya. Ini, Pak.”, kata Fauziah.

10 thoughts on “Lupa

  1. horrreeee…..!!!! pertama lagi. itu dulu. baru baca…

    –> huss, bukannya berusaha gimana caranya supaya sakitnya cepet baek, malah ngenet kesana-kemari…
    **geleng-geleng liat mbak dokter yang lagi sakit**

  2. Xixixixixi…
    Pagi2 udah ngakak sendiri 😆
    Jadi semangat blogwalking kerja neh.. 😛

    Tengkyu pus 😉

    –> nah, ketauan, brarti selama ini kerjanya blogwalking mulu’…hehehe 😀

  3. nasib pak kamal memang buruk sekali punya karyawan-karyawan seperti kucing dkk. semoga pak kamal diberikan ketabahan ya, cing?
    cing, assignment-ku masih pada numpuk, tapi aku adiksi sama blog-mu nih. gimana dooooong…..

    –> hehe… ada dokter bingung soal kecanduan…
    **ntar kalo udah buka praktek, ngga bakalan mau berobat ke sana, dah… hehehe**

  4. Kalo gw jadi pak kamal, semuanya di seleksi lagi tuh…. apalagi ama kucing yg suka nulis-nulis di blog …. hehehehehe

    –> hehehe… 🙂

  5. Huehehe
    Crtnya lucu mbak
    True story tuh?
    😆

    –> jangan panggil mbak, dong. panggil cing ajah.
    kan, ini category-nya cerita suka-suka? jadi suka-suka sendiri aja bikin ceritanya.

  6. Kucing bisa ngarang buku juga? bisa dibeli dimana tuch, buat nambah koleksi taman bacaan 🙂

    –> dulu karangannya banyak, tapi ngga ada yang siap sampai abis… karena ngga pandai manajemen, sih.. jadi ngga terurus pengerjaannya… 😦

  7. neko….

    dulu bingung ama blog ini ga nemu2 postingnya eeeh ternyata tersembunyi 😀

    cerita diatas lucu…
    pernah ngalamin yang mirip soalnya 😀

    –> nah loh… lain kali ati-ati, yah… 😉

  8. Terima terjemahan juga (harga nego), hubungi Indira di no 0423*** :mrgreen:

    –> wakakaka… masih belom selesai ngiklannya…. nambah lagi…. 😆

Leave a reply to FaNZ Cancel reply